Bismillahirrahmanirrahiim...
Assalamu'alaikum
warohmatullahi wabarokatuh..
Alhamdulillah
masih diberi nikmat sehat sehingga masih bisa menyapa para sahabat di hari yang
cerah ini *_*
Sabar
dan
ikhlas... dua kata yang sangat mudah di ucapkan tapi terasa sulit
ketika dijalankan... eiiits.. itu kata siapa? sebenarnya ga ada yang
sulit jika kita mau berusaha dan slalu berkhusnudzon kepada Allah...
Seringkali ketika kita
mendapatkan suatu permasalahan, kita justru berprasangka buruk bahwa Allah
pilih kasih dan tidak sayang kepada kita. Padahal supaya permasalahan yang kita
hadapi terasa ringan, maka kita harus menjaga persangkaan yang baik (huznudzan)
kepada Allah swt. terhadap ujian permasalahan yang diberikan pada kita.
Dengan perasaan positif tersebut kita akan mampu bersabar dan bisa berfikir jernih untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi. Kita harus berusaha sabar dan ikhlas.
Pada umumnya kita semua bisa lebih
sabar, disaat kita di uji Allah dengan hal yang menyenagkan, tapi saat kita di
uji Allah dengan ujian yang tidak menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian
kehilangan dan atau musibah maka kebanyakan dari kita, akan merasa begitu sulit
menerimanya dan sulit untuk bisa sabar.
Ujian kesulitan, ujian kehilangan,
kekurangan musibah, penyakit, kemiskinan, adalah perkara biasa yang
dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini.
Perhatikan firman Allah SWT
berikut ini “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna
dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji
lagi? (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 2)
Ketahuilah, sabar akan sangat sulit
dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang
terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian.
Sesungguhnya dengan adanya
musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Sabda Rasulullah saw: “Tak seorang muslim pun
yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya,
melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta
menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.”
(HR Bukhari dan Muslim).
Ketahuilah dan yakinlah, bahwa
sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka
ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya. Seperti sabda Rasulullah
SAW, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang
besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan
musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya.
Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR.
Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).
Rasulullah SAW bersabda :
“Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik
mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT
dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).
Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang
daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kita harus rela menerima segala
ketentuan Allah dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah
ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan
Allah dengan penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman : “Tiada suatu bencana
pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22)
Apabila kita ditimpa musibah baik besar
maupun kecil, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji’uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah
kami kembali). ini dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada
Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah, setelahnya
dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :“Ya Allah,
berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang
lebih baik bagiku.” Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a
dengan doa di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya
dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari
shahabiyah Ummu Salamah.)
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila
ada anak salah seorang hamba itu meninggal maka Allah bertanya kepada
malaikat-Nya, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’. Maka mereka
menjawab, ‘Ya.’ ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hati hamba-Ku?’. Maka
mereka menjawab ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?’.
Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan beristirja’ -membaca innaa lillaahi dst-..’
Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku itu sebuah rumah di surga,
dan beri nama rumah itu dengan Bait al-Hamd.’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan
al-Albani dalam as-Shahihah [1408]).
Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut
ini : “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua
urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang
mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu
merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia
bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Setiap amalan akan diketahui pahalanya
kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman
Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)
Berikut ini ada beberapa tips yang
insya Allah bisa membuat kita semua bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi
ujian-Nya yang paling berat sekalipun :
1. Kita
harus percaya pada jaminan Allah bahwa : ”Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS Al Baqarah [2] : 286).
Allah SWT yang memiliki diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi
tidak akan mungkin Allah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.
Jadikan setiap permasalahan hidup sebagai tantangan dan ajang ujian kenaikan kelas. Allah swt sedang mempersiapkan kita menjadi pribadi yang lebih layak untuk menduduki posisi sosial yang lebih baik.
Jadikan setiap permasalahan hidup sebagai tantangan dan ajang ujian kenaikan kelas. Allah swt sedang mempersiapkan kita menjadi pribadi yang lebih layak untuk menduduki posisi sosial yang lebih baik.
2.
Sebenarnya,
kita semua pasti mampu untuk bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan,
asalkan kita kuat iman.
3.
Coba
kita tanyakan pada diri kita, saat kita ditimpa suatu ujian kesulitan,
kesedihan dan atau kehilangan, apa manfaat yang bisa kita ambil kalau kita
tidak sabar dan tidak mengikhlaskannya? Apakah dengan ”tidak sabar” dan ”tidak
ikhlas” nya kita, maka bisa menghadirkan kenyamanan untuk kita? Atau bisa
membuat ujian tersebut tidak jadi datang atau tidak jadi menimpa kita? Sekarang
mari kita pikirkan kembali, kita sabar atau tidak sabar, ikhlas atau tidak
ikhlas, ujian kesulitan / kesedihan atau musibah tetap terjadi dan menimpa kita
kan? Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Bila kita bisa sabar dan ikhlas menerimanya, maka insya Allah, tidak akan
terasa berat lagi ujian tersebut, percayalah. Dan ingat, dalam sabar, terkandung
ridha Allah SWT. Dan ridha Allah SWT terhadap kita, adalah segalanya.
4. Kita
harus selalu baik sangka kepada Allah SWT dan jangan pernah sekalipun meragukan
dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah.
Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan dan
pengaturan-Nya. Kalau kita masih merasa tidak puas dengan semua keputusan,
ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah itu, maka cari saja Tuhan selain
Allah. Perhatikan firman-Nya dalam hadits Qudsi : ”Akulah Allah,
tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku,
tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka
bertuhanlah kepada Tuhan selain Aku.” (hadist ini diriwatkan oleh al-Thabrani
dalam Al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind al-Dari).
Selalu
berfikiran dan bersikap positif dalam memandang segala permasalahan. Jika kita
memancarkan energi positif maka lingkungan pun akan memberikan feedback positif
kepada kita.
5. Berdo’a-lah
agar kita diberikan kesabaran dan kekuatan untuk bisa memikul sebesar-besarnya
masalah dari pada terus-terusan meminta untuk dijauhkan dari masalah. Semakin
kita terampil memecahkan permasalahan besar, semakin tinggi kualitas pribadi
kita.
Ya Allah..jadikan kami penyabar dan besabar dengan setiap dugaanMU. Ya Allah, jadikanlah kami golongan hambaMU yang sabar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar